Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017
Gambar
PEMILU, RUMAH YANG TAK KUNJUNG SELESAI Oleh Taufiqurrahman Ketua KPU Sijunjung Ibarat rumah, pilar demokrasi yang bernama pemilu di Indonesia masih saja mengalami bongkar pasang, bukan hanya pada elemen pendukungnya, tapi menyentuh  pada konstruksi dasar dari bangunan itu sendiri, yakni penyelenggara dan system penyelenggaraan. Sebagai Negara yang membangun kembali demokrasinya pasca reformasi tahun 1998, Indonesia telah melaksanakan pemilu selama empat kali (1999, 2004, 2009, dan 2014), tiga kali di antaranya pasca amandemen UUD 1945. Itu berarti sudah hampir 20 tahun kita memasuki masa penataan demokrasi setelah sekian lama berada dalam kooptasi otoritarian Orde Baru. Namun waktu yang hampir 20 tahun ini menyisakan pertanyaan besar di benak kita, terkhusus terkait dengan regulasi, apakah pemilu kita sedang bergerak maju atau sedang mundur ke belakang? Ada yang berpandangan kalau waktu 20 tahun adalah waktu yang cukup lama bagi sebuah bangsa untuk menemukan kemapanan demo
Gambar
KUASA LANGIT By taufiqTan Kawan, engkau tidak akan bisa melukis laut tanpa mengikutsertakan langit. Seluas apapun laut yang engkau lukis di atas kanvas, belumlah cukup meyakinkan orang bahwa yang engkau lukis itu adalah laut. Mungkin saja orang akan mengira engkau hanya melukis genangan air di belakang rumahmu, atau itu hanya lukisan air di telaga biru. Karena lukisan lautmu hanya tampak seperti kumpulan air di permukaan. Namun ketika engkau menyertakan langit dengan bentanga n cakrawala yang luas di atasnya, maka orang akan percaya bahwa kumpulan air yang engkau lukis itu adalah laut. Kawan, Engkau tidak bisa melukis gunung tanpa mengikutsertakan langit. Setinggi apapun gunung yang engkau lukis, meski engkau penuhi semua kanvas dan kertas dengan gambar gunungmu, dia hanya akan tanpak seperti gundukan bebatuan dan deretan pepohonan. Namun ketika langit engkau bentangkan di belakangnya, barulah orang akan percaya bahwa yang engkau gambar itu adalah gunung. Itulah k