Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016
PILPRES, SATU ATAU DUA PUTARAN? Oleh: Taufiqurrahman* Membincangkan Pemilihan Presiden yang akan berlangsung 8 Juli 2009 nanti,  tidak lagi sekedar menjadi wacana hukum dan undang-undang, tapi sudah menjadi wacana keberpihakan. Pilpres satu atau dua putaran sudah menjadi isu kampanye bagi pasangan calon dalam perang urat syaraf ( Psy War ). Secara undang-undang kedua kemungkinan ini bisa saja terjadi –dengan tiga pasang calon yang ada- dan memang diatur secara detail oleh Undang-Undang No 42 Tahun 2009 tentang calon terpilih, yakni akan berlangsung satu putaran bila memperoleh suara 50% lebih satu yang tersebar di ½ jumlah propinsi yang ada sebanyak 20%. Bila tidak, secara otomatis akan dilaksanakan putaran kedua. Menariknya, tebak-tebakan satu atau dua putaran tidak berhenti pada tim kampanye pasangan calon, tapi sudah melibatkan banyak komunitas,  masyarakat, LSM, Lembaga Survei atau Media Massa. Kalau seseorang punya analisis subjektif bahwa pilpres akan berlangsung satu puta
PAPILLON Cerpen Taufiq Tan Sepuluh menit yang lalu aku masih di situ, di antara hantaman  musik dan bau alkohol… Suara bassnya hampir-hampir membuat jantungku tanggal dari tampuknya. Lampu yang bersilauan, berpijar seperti kelabat warna warni yang menyapu tiap sudut ruangan. Memantulkan bayang-bayang hitam. Berlalu dan berputar. Sekejap gelap sekejap terang. Entah kegilaan macam apa yang membawaku ke tempat ini. Sebelumya kami jalan-jalan. Makan. Shopping. Keliling kota naik andong, kemudian berhenti di satu sudut yang gemerlap. Di depannya pandangan kami tertumbuk ke sebuah papan nama yang terpampang megah. Bekerlap-kerlip dengan lampu berkedip. “Papillon.” Aji dan Endro saling pandang. Kemudian sama-sama mengangkat alis, mengangguk, dan beralih padaku. Meminta persetujuan terhadap perubahan rencana yang  tiba-tiba. Entah ini sebuah kebetulan, tapi aku curiga jangan-jangan mereka sudah merencanakan semuanya. Mengapa tiba-tiba mereka turun dari andong dan berpaling ke s
KHOTBAH DALAM LINGKARAN Cerpen Taufiq Tan Malam ini aku dibaptis menjadi dewa. Kata-kataku menjelma sabda yang turun dari langit seperti butiran mutiara di alam mimpi. Sabda-sabda itu akan mengalunkan irama kesedihan yang membuat orang menangis meraung-raung dalam alur kata-kata yang kupermainkan seperti tali layang-layang. Mengulur dan menggesek, terus, teruuus, hingga di ujung langit yang tinggi aku akan menyentak dengan cara yang tak biasa. Kami berdiri di malam sunyi. Disaksikan bintang dan pohon-pohon bisu. Tanpa suara gemerisik sedikitpun. Bahkan anginpun enggan mengganggu, apalagi binatang-binatang malam yang biasanya bersahut-sahutan dalam gelap. Hening. Malam itu hening. Karena malam sedang berkhidmat menunggu sabda-sabdaku. Sabda-sabda suci. Dalam acara renungan suci. Ya, renungan suci. Begitulah mereka, selalu menyebut suci setiap prosesi yang mengumbar air mata. Meski air mata itu palsu, hanya sandiwara belaka, berurai saat mendengar bualan dari khotbah-khotbah yang pa

Crime of Currency

KEJAHATAN MATA UANG  Taufiqurrahman Penjajah yang paling mengerikan itu bernama “mata uang”. Tepatnya uang kertas yang nilai instrinsiknya jauh di bawah nilai nominalnya, atau bahkan sebenarnya tidak punya nilai sama sekali. Nilai sebuah mata uang hanya bergantung pada hukum dan kekuasaan dari negara yang mengeluarkannya. Jika kekuasaan sebuah negara yang memproduksi uang kertas itu melemah atau bahkan ambruk, maka uang-uang itu akan kembali pada sifat aslinya, tidak lebih dari setumpuk kertas seperti kertas wall paper atau kertas pembungkus kado yang dijual di pasar-pasar. Tak ada harganya. Bagaimana cara kerja mata uang ini merampas kekayaan anda? Sebuah contoh sederhana bisa kita lihat. Misalnya anda punya uang di bank sebesar Rp. 50.000.000,- uang ini adalah hasil kerja anda selama bertahun-tahun yang anda kumpulkan sedikit demi sedikit. Sepuluh tahun yang lalu dengan uang itu anda bisa membeli rumah type 42 dengan luas tanah 100m2. Artinya sepuluh tahun yang lalu anda sudah punya

Alat Tukar yang Adil

ALAT TUKAR YANG ADIL Taufiq Tan Pertanyaan sederhana mungkin sering muncul di benak kita, kenapa di negara yang subur makmur ini kita masih hidup sengsara? Kenapa kita tak bisa benar-benar memiliki tanah, air, jalan-jalan, minyak, kayu, emas dan hasil bumi lainnya yang jelas-jelas milik kita? Banyak jawaban telah kita dengarkan tentang hal ini. Ada yang mengatakan karena masyarakat kita masih bodoh. Atau karena rata-rata pendidikan kita rendah sehingga tak punya cukup SDM untuk mengolah kekayaan negeri sendiri, teknologi yang tertinggal, atau kerena kita bangsa yang pemalas. Mental kuli. Jawaban-jawaban itu mungkin ada benarnya, tapi jelas tidak sepenuhnya karena faktor-faktor tersebut. Satu sebab yang pasti telah memiskinkan kita adalah, karena di kantong kita masih menyimpan uang kertas. Jeratan uang kertas telah menimbulkan persoalan serius dalam kehidupan kita, yakni kemiskinan permanen pada sebagian besar orang dan kekayaan permanen pada segelintir lainnya. Kemiskinan pada orang-o

Paradigma, Postulat, Konsep, asumsi dan Hipotesis

PARADIGMA, POSTULAT, KONSEP, ASUMSI, DAN HIPOTESIS (Dasar-Dasar Epistemologis Pengetahuan Ilmiah) Oleh Taufiqurrahman Salah satu ciri pengetahuan ilmiah adalah memiliki landasan teori (landasan epistemologis) sebagai prasyarat untuk melakukan riset lebih mendalam. Tanpa landasan teori ini, pengetahuan ilmiah akan kehilangan ketajaman dan kedalamannya, karena tidak akan mampu menjelaskan sebuah fakta atau fenomena yang tersembunyi dari alam dan kehidupan, bahkan hanya akan menjadi pengetahuan biasa yang dangkal dan sederhana. Terlepas seperti apa teori yang mendasari sebuah pengetahuan ilmiah, benar atau salah, relevan atau tidak relevan teori tersebut. Semua itu menjadi bagian yang integrate dari sebuah penelitian. Karena itu sebuah teori yang dilahirkan dalam sebuah penelitian ilmiah harusnya bisa diuji, dibantah dan bahkan digugurkan jika ternyata dalam pengujian ilmiah teori tersebut terbantah kebenarannya oleh teori lain.  Dalam penelitian ilmiah, kita mengenal beberapa hal pentin