Penumpang Bus
By Taufiq Tan

Teringat dulu masa kuliah ketika naik bus ke Jawa. Saya menemukan ada tiga jenis penumpang bus.
Pertama, penumpang resmi. Yaitu mereka yang menjadi penumpang dengan prosedur resmi. Membeli tiket/karcis di pool atau di agen dengan harga resmi. Kemudian menempati tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket.
Kedua, penumpang yang naik di jalan. Penumpang jenis ini tidak memiliki tiket. Harga yang dibayarpun sesuai negosiasi dengan si sopir. Kalau harga cacok, angkat barang tu, kalau gak cocok lanjuut.
Penumpang yang naik di jalan ini bisa untung2an. Kalau ada kursi yang kosong, dia bisa memilih tempat duduk dimana dia suka. Kalau tidak, terpaksa duduk di kursi serap. Yang disebut kursi serap ini kawan, alamaaak..! Biasanya dipasang diteengah jalur tempat biasanya penumpang berlalu lalang. Kursi serap ini tak pakai sandaran. Kalau kursi serap itu dipasang pas di deretan kursi anda, maka alamat kenyamanan and sebagai penumpang resmi akan terganggu.
Awalnya mungkin penumpang yang duduk di kursi serap ini akan senyum pada anda, kemudian karena perjalanan jauh, dia menumpang meletakkan tangannya di tangan2 kursi anda, kemudian kerena terlalu capek dan dia harus tidur, dia akan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi anda.
Anda terpaksa harus berbagi meski kenyamanan anda berkurang. Karena bagi sopir dan kernet kenyamanan anda bukanlah sesuatu yang penting lagi. Karena anda sudah ambil tiket. Yang penting bagi si sopir, dia sudah dapat tambahan cekeran dari penumpang yang naik di jalan ini, dan itu dilipat sendiri. Bahkan kalau anda mau turun juga silahkan, toh uang tiket anda tak bisa dikembalikan.
Ketiga, adalah penumpang gelap. Penumpang jenis ini kawan, anda tak tahu kapan dia naik dan kapan dia turun. Bahkan anda juga tidak tahu di kursi mana dia duduk. Tiba2 saja di suatu pemberhentian anda melihat seseorang menjadi penumpang bersama anda, dan pada pemberhentian berikutnya dia sudah tak ada. Siapa dia? Penumpang jenis ini biasanya kenalan sesama sopir, atau keluarga sopir. Atau orang tertentu yang punya hubungan tertentu dengan sopor dan kernet bus....semuanya gelap.
Ini hanya cerita di dunia per-bus-an kawan. Tapi setelah saya lihat2 di dunia perpolitikan, kemenangan memiliki penumpang2 yang mirip dengan penumpang bus ini...bahkan lebih hebat lagi, penumpang resmi bisa turun di tengah jalan oleh penumpang yang naik di tengah jalan...he he.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paradigma, Postulat, Konsep, asumsi dan Hipotesis

Crime of Currency